Andi Irma Melina
(Pembina SSK SMP Negeri 1 Bungoro)
SSK (Sekolah Siaga Kependudukan) adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa matapelajaran (Mapel) dan atau muatan lokal khusus kependudukan.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program BKKBN untuk menekan angka jumlah penduduk. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif ledakan penduduk yang terjadi dengan memberikan pendidikan kependudukan pada generasi mudanya. Sasaran utamanya adalah siswa di sekolah, agar generasi muda ini menyadari persoalan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Dengan pendidkan kependudukan diharapkan dapat membentuk mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan.
Salah satu contoh penerapan SSK adalah dengan mengintegrasikan pendidikan kependudukan dalam mata pelajaran di jenjang SD, SMP dan SMA/SMK meliputi Jumlah dan pertumbuhan penduduk, penduduk usia remaja, penduduk usia produktif, penduduk usia lanjut, urbanisasi dan perkembangan perkotaan. Materi tersebut sangat penting untuk menjadi bahan kajian peserta didik mengingat materi tersebut sangat berdampak pada kehidupan manusia dan untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut perlunya tindakan dari masyarakat. Dan alangkah baiknya bila materi kependudukan tersebut sudah diterima oleh peserta didik pada saat berada di jenjang SD, SMP dan SMA/SMK melalui program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Kegiatan pendukung program sekolah siaga kependudukan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. SMP Negeri 1 Bungoro menyediakan edukasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) melalui bentuk kegiatan pembelajaran, kegiatan kesiswaan dan Pojok Kependudukan.
Pemberian materi kependudukan selain oleh guru mata pelajaran, juga dapat diberikan langsung oleh guru Bimbingan Konseling. Hal ini tentunya akan menjadi variasi pembelajaran, dapat memberikan pengalaman belajar baru kepada siswa. Pemberian materi oleh guru Bimbingan Konseling rutin dilakukan dalam jangka waktu satu bulan sekali. Kegiatan konseling seputar masalah kesehatan reproduksi juga dapat dilakukan, dengan mengundang tenaga kesehatan (bidan) ke sekolah.
Bentuk kegiatan kesiswaan terdapat kegiatan yang membekali para remaja untuk bisa merencanakan kehidupannya sejak dini. Hal ini dapat menjadi media mengembangkan bakat dan minat para remaja. Melalui minat yang dimiliki bisa meningkatkan kompetensi diri dibidang non akademik serta menumbuhkan rasa percaya diri, bertanggung jawab, kepedulian sosial, lingkungan dan masih banyak lagi efek penyerta positif yang ada dalam kegiatan ini.
Pojok Kependudukan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Pojok kependudukan merupakan sarana dan prasarana peserta didik untuk membaca atau berliterasi tentang materi-materi terkait dengan pendidikan kependudukan serta permasalahan-permasalahan kependudukan. Ada kalanya Pojok Kependudukan sebagai tempat untuk sharing atau berdiskusi antar peserta didik satu dengan yang lain.
SMP Negeri 1 Bungoro berusaha memberikan warna dalam bentuk kegiatan positif bagi remaja yang selaras dengan peningkatan kualitas generasi muda remaja Indonesia melalui Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Dengan adanya Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya memahami masalah kependudukan. Diharapkan dengan edukasi sejak dini, siswa menjadi lebih peduli terhadap permasalahan-permasalahan kependudukan yang ada dan mampu memberikan edukasi juga terhadap masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan diberikan materi mengenai kesehatan reproduksi, bahaya napza, siswa dapat lebih peduli setidaknya terhadap dirinya sendiri agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas dan menghindarkan diri dari pernikahan usia muda. Dengan terciptanya generasi muda yang sadar akan kependudukan, diharapkan akan dapat menjadi penangkal dampak negatif yang tercipta dari peningkatan jumlah penduduk.